Minggu, 17 November 2019

Tata kelola pemerintahan yang baik

C. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik 
Menurut World Bank, Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dengan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. 
Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan suatu konsep yang akhir akhir ini banyak dibahas dalam ilmu politik dan administrasi publik, terutama dalam hubungannya dengan demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat ak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Dalam tata kelola pemerintahan yang baik, terdapat 3 (tiga) unsur pokok ang bersifat sinergis. 
1. Unsur pemerintah yang dipercaya menangani administrasi negara pada suatu periode tertentu.
2. Unsur swasta/wirausaha yang bergerak dalam pelayanan publik
3. Unsur warga masyarakat (stakeholders)
Pada praktiknya, tata kelola pemerintahan yang baik merupakan bentuk pengelolaan negara dan masyarakat yang bersandar pada kepentingan rakyat. Pemerintah dan masyarakat duduk bersama untuk membicarakan masalah- masalah yang dihadapi bersama dan sekaligus merencanakan bersama tentang sesuatu yang hendak dilakukan dan dikerjakan di masa mendatang. 
Menurut Laode Ida (2002), tatakelola pemerintahan yang baik memiliki selumlah ciri dan karakteristik sebagai berikut.
A. Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, terutama bekerja sama dalam pengaturan kehidupan sosial politik dan sosio-ekonomi. B. Komunikasi, adanya jaringan multisistem (pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas.
C. Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), ada upaya untuk mendirikan pemerintah (self governing) dalam mengatasi kekacauan dalam kondisi lingkungan dan dinamika masyarakat yang tinggi.
D. Keseimbangan kekuatan (balance of force), dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), ketiga elemen yang ada menciptakan dinamika, kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerja sama.
E. Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui koordinasi dan fasilitasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, tata pemerintahan yang baik berkaitan dengan struktur pemerintahan mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Hubungan antara pemerintah dan pasar. Misalnya, pemerintah mengendalikan harga-harga sembako agar sesuai dengan harga pasar 
2) Hubunganantara pemerintah dan rakyat.Misalnya, pemerintah memberikan pelayanan dan perlindungan bagi rakyat. 
3) Hubungan antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Misalnya, pemerintah memberikan kesempatan kepada organisasi kemasyarakatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan. 
4) Hubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih (politisi) dan pejabat-pejabat yang diangkat (pejabat birokrat). Misalnya, mengadakan pertemuan atau rembug antara tokoh masyarakat, pejabat birokat atau potisi
5) Hubungan antara lembaga pemerintahan daerah dan penduduk perkotaan dan pedesaan. Misalnya, memberikan izin bertempat tinggal kepada penduduk pedesaan yang bekerja di perkotaan.
6) Hubungan antara legislatif dan eksekutif dalam membahas rancangan undang-undang (RUU).
7) Hubungan pemerintah nasional dan lembaga-lembaga internasional dalam menjalin kerja sama di segala bidang untuk kemajuan bangsa.
Untuk mengimplentasikan tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut.
A) Mewujudkan efisiensi dalam menajemen pada sektor publik, antaralain dengan memperkenalkan teknik-teknik manajemen perusahaan di lingkungan administrasi pemerintah negara, dan melakukan desentralisasi adminstrasi pemerintah.
B) terwujudnya akuntabilitas publik, sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
C) tersedianya perangkat hukum yang memadai berupa peraturan perundang-undangan yang mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang baik.
D) adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap berbagai kebijakan dan atau informasi yang bersumber baik dari pemerintah maupun elemen swasta serta LSM
E) adanya transportasi dalam perbuatan kebijakan dan implementasi sehingga hak-hak masyarakat untuk mengetahui keputusan pemerintah terjamin.
Salah satu wujud tata pemerintahan yang baik yaitu adanya citra pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan yang demokratis merupkan landasan terciptannya tata pemerintahan yang baik. Pemerintahan yang demokratis menjalankan tata pemerintahan secara terbuka terhadap kritik dan kontrol dari rakyat

Contoh : Bank Dunia (World Bank) menyatakan bahwa good governance adalah cara kekuasaan yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).

Kasus : Kondisi Politik Dalam Negeri
Jangan anggap sepele peran politik dalam penyelenggaraan pemerintahan. Politik bisa jadi membawa masalah dan menghambat dilaksanakannya good governance di sebuah negara. Good governance akan sulit terwujud dalam sebuah negara yang memegang konsep politik tidak atau kurang demokratis. Misalnya, di Indonesia, yang termasuk negara demokrasi, masih cukup banyak kasus yang terjadi akibat suara rakyat minoritas yang kurang diperhatikan yang tidak menunjukkan ciri-ciri masyarakat demokratis.

Rabu, 30 Oktober 2019

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya
A. Letak Geografis
Dari prasasti-prasasti yang ditemukan dapat diketahui bahwa letak Kerajaan Sriwijaya di wilayah Sumatra bagian selatan. Diperkirakan pusat pemerintahannya terletak di tepi Sungai Musi atau di sekitar kota Palembang sekarang. Dari tepian Sungai Musi, pengaruh Keraiaan Sriwijaya terus meluas mencakup Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka. Laut Jawa bagian barat Bangka, Jambi Hulu, Semenanjung Malaya, hingga ke Tanah Genting Kra. Luasnya wilayah laut yang dikuasa Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar. Kata Sriwijaya dalam bahasa Sanskerta, sri artinya bercahaya atau gemilang dan wijaya artinya kemenangan atau kejayaan. Nama Sriwijaya bermakna kemenangan yang gilang-gemilang 
B. Sumber Sejarah Sumber 
1) Prasasti Telaga Batu 
a) Secara garis besar, isi prasasti mengenai kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan di Kerajaan Sriwijaya dan tidak taat kepada perintah raja. Prasasti Telaga Batu ditemukan di Palembang. 
b) Prasasti Kedukan Bukit Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 605 Saka (683 M). Isi prasasti menerangkan bahwa seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (siddhayatra) menggunakan perahu. Dapunta Hyang berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara 20.000 personel. 
C) Prasasti Karang Berahi 
Prasasti Karang Berahi berangka tahun 608 Saka (686 M) dan ditemukan di Jambi. Isi Prasasti Karang Berahi sama dengan isi Prasasti Kota Kapur. 
D) Prasasti Ligor Prasasti Ligor berisi pujian bagi raja yang berhasil menaklukkan musuhnya. Dalam prasasti ini disebutkan tentang ibu kota Ligor berfungsi mengawasi pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka.
E) Prasasti Kota Kapur Prasasti Kota Kapur berangka tahun 608 Saka (686 M) dan ditemukan di Pulau Bangka. Isi Prasasti Kota Kapur terutama mengenai permintaan kepada para dewa untuk menjaga kesatuan Sriwijaya dan menghukum setiap orang yang bermaksud jahat. 
F) Prasasti Nalanda berisi mengenai perintah pembangunan sebuah biara di Nalanda atas perintah Raja Balaputradewa. Dalam prasasti ini juga dituliskan bahwa Kerajaan Sriwijaya telah mengadakan hubungan dengan Kerajaan Pala di Benggala (India Timur).
G) Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo berangka tahun 606 Saka (684 M) dan ditemukan di sebelah barat kota Palembang di daerah Talang Tuo. Isi prasasti ini menyebutkan tentang pembangunan sebuah taman yang disebut sriksetra yang dibuat oleh Dapunta Prasasti Nalanda
C. Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Balaputradewa, dan Sanggrama Wijayatunggawarman. Pada sekitar abad ke-7, Dapunta Hyang banyak melakukan usaha untuk perluasan daerah. Berikut adalah daerah-daerah yang berhasil dikuasai.
1) Tulang Bawang
terletak di daerah Lampung.
2) Daerah Kedah
terletak di pantai barat Semenanjung Melayu. Daerah Kedah tersebut sangat penting artinya bagi usaha pengembangan perdagangan dengan India Penaklukan Sriwijaya atas Kedah menurut I-Tsing berlangsung antara tahun 682-685 M.
3) Pulau Bangka
yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional (merupakan daerah yang sangat penting). Berdasarkan Prasasti Kota Kapur, Pulau Bangka dapat dikuasai Sriwijaya pada tahun 686 M. Diceritakan juga Sriwijaya berusaha menaklukkan Bhumi Java yang tidak setia kepada Sriwijaya. Bhumi Java yang dimaksud yaitu Jawa (khususnya Jawa bagian barat).
4) Jambi
yang terletak di tepi Sungai Batanghari. Jambi memiliki kedudukan yang penting terutama untuk memperlancar perdagangan di pantai timur Sumatra. Penaklukan Jambi dilakukan kira-kira pada tahun 686 M (Prasasti Karang Berahi).
 5) Tanah Genting Kra. Penguasaan Tanah Genting Kra ini dapat diketahui dari Prasasti Ligor yang berangka tahun 775 M. Kedudukan Tanah Genting Kra sangat penting. Hal itu karena jarak antara pantai barat dan pantai timur di Tanah Genting Kra sangat dekat sehingga para pedagang dari Cina berlabuh dahulu di pantai dan membongkar barang dagangannya untuk diangkut dengan pedati ke pantai barat. Selanjutnya mereka berlayar ke India.
6) Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Mataram Kuno.
Menurut berita Cina, diterangkan bahwa adanya serangan dari barat sehingga mendesak Kerajaan Kalingga pindah ke sebelah timur. Diduga yang melakukan serangan tersebut adalah Sriwijaya. Srivwijaya ingin menguasal Jawa bagian tengah karena pantai utara Jawa bagian tengah juga merupakan jalur perdagangan yang penting Pada abad ke-8 dan ke-9, Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa dari dinasti Syailendra. Raja Balaputradewa merupakan raja yang cakap dalam memerintah dan berhasil menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan besar. Untuk kepentingan kerajaan, Balaputradewa banyak mengirim para pemuda untuk belajar di India (terutama di Perquruan Tingai Nalanda). Untuk menampung pemuda Sriwijaya yang belajar di Nalanda. Raia Balaputradewa mendirikan sebuah asrama. Pada masa Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan, wilayah kekuasaannya cukup luas. Daerah-daerah kekuasaan Sriwijava. antara lain Sumatra dan pulau- pulau sekitar Jawa bagian barat, sebagian Jawa bagian tengah, sebagian Kalimantan, Semenanjung Melayu, dan hampir seluruh perairan Nusantara. Oleh Muh. Yamin, Sriwijaya disebut sebagai negara nasional yang pertama.
D. Keadaan Masyarakat
Untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya, Kerajaan Sriwijaya meng- dakan hubungan dengan kerajaan di sekitarnya dan mengembangkan pendidikan. asil budaya peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang penting berupa prasasti, arca Buddha Bukit Siguntang, bangunan suci di Jambi, kompleks Candi Muara Takus, beberapa angunan suci di Gunung Tua (Padang Lawang), Biaro Bahal, dan arca Awalokiteswara Tapanuli Selatan. Kerajaan Sriwijaya dapat berkemb'ang menjadi kerajaan yang besar karena ukung oleh beberapa faktor. Faktor-faktor pendukung tersebut adalah sebagai berikut 1) Letak Sriwijaya sangat strategis, yaitu berada di jalur lalu lintas perdagangan antara
2) Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina (Vietnam).
3) Majunya aktivitas pelayaran serta perdagangan antara India dan Cina
4) Memiliki armada laut yang kuat
5) Melayani distribusi ke berbagai wilayah di Nusantara India dan Cina.

Jumat, 11 Oktober 2019

Teori Kesatria

        Menurut Majumdar, muculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum kesatria atau para prajurit India. Para prajurit ini di duga melarikan diri dari India, lalu mendirikan kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara. Namun, dalam teori yang dikemukakan Majumdar ini kurang disertai dengan bukti-bukti yang mendukung. Selama ini belum ada ahli arkeolog yang dapat menemukan bukti-bukti yang menunjukkan adanya yang adanya ekspansi dari prajurit-prajurit India ke Kepulauan Indonesia. Teori kesatria ini juga di dukung oleh F.D.K Bosch, C.C. Berg, Mookerji, dan Moens.
        Menurut F.D.K Bosch, pada masa lampau di India sering terjadi perang Antar golongan. Para prajurit yang kalah kemudian meninggalkan India.
        Letak kekuatan teori kesatria adalah semangat berpetualang yang pada waktu itu umumnya dimiliki oleh para kesatria. Semangat berpetualang  yang di tunjukkan golongan kesatria tersebut mendorong penyebaran agama dan budaya Hindu-Buddha. Meskipun demikian, teori ini juga memiliki kelemahan berikut :
A. Kesatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan.           huruf pallawa yang ada di kitab Weda
B. Apabila Indonesia pernah menjadi daerah.                    taklukkan kerajaan India, tentu hal tersebut yang.        menggambarkan penaklukan
C. Tidak mungkin pelarian kesatria dari India.                  mendapat kedudukan mulia sebagai raja di                    wilayah lain.